A. Hubungan Tauhid
dengan Ilmu Pengetahuan Dalam Islam
Perintah yang paling mendasar adalah
menyembah Allah dan mengesakanNya. Larangannya adalah menyekutukan Allah, atau
melakukan tindakan syirik. Tauhid dan syirik adalah dua sisi yang tidak dapat
dipisahkan, meskipun antara yang satu dengan yang lainnya sangat berbeda. Dalam
Al-qur'an, Allah berfirman:
قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ ﴿٢﴾
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ ﴿٤
"katakanlah: "Dia-lah Allah Yang Maha Esa;
Allah adalah Tuhan yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Dia tidak
melahirkan dan tidak dilahirkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan
Dia".
Sebagaimana dikatakan di atas, sisi
kedua adalah cegahan syirik. Setelah Allah menciptakan manusia dan menyuruh
ciptaanNya itu mengesakannya - berarti manusia hanya boleh tunduk padanya dan
tidak boleh tunduk pada sesama ciptaanNya - Allah menjadikannya sebagai
khalifah di atas bumi. Dalam posisinya itu manusia diberi wewenang untuk mengatur
dan mengelola alam, karenanya, Allah menundukkan alam untuk manusia. .....dan
Dia telah menundukkan bahtera supaya kamu dapat melakukan perjalanan di atasnya
dengan perintahNya... Dia telah menundukkan pula bagimu matahari dan bulan yang
terus menerus beredar (dalam orbitnya) dan Dia telah menundukkan bagimu malam
dan siang dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu, dan
binatang-binatang ditundukkan (untukmu) dengan perintahNya. Tidakkah kamu
perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang
ada di langit dan apa yang ada di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmatNya
lahir dan bathin. ....Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi
kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainyaBila ada manusia yang
tunduk pada alam maka dia telah menyalahi fungsi penciptaannya, karena
sebagaimana firman Allah di atas, seharusnya alamlah yang tunduk pada manusia
bukan sebaliknya. Manusia yang tunduk pada alam berarti telah melakukan
perbuatan syirik karena tunduk pada yang selain Allah. Dengan demikian, ajaran
tauhid melarang manusia untuk tunduk pada alam tapi sebaliknya justru menguasai
alam dan memanfaatkannya untuk kepentingan manusia yang pada gilirannya memaksa
manusia untuk menguasai hukum alam, yang darinya bersumber ilmu pengetahuan dan
teknologi.
B. Paradigma Ilmu-ilmu Islami
Sekarang ini kita dihadapkan pada
ilmu agama dan ilmu non-agama. Ilmu adalah hasil pelaksanaan perintah Tuhan
untuk memperhatikan dan memahami alam raya ciptaan-Nya. Antara iman dan ilmu
tidak terpisahkan, meskipun dapat dibedakan. Dikatakan tidak terpisahkan,
karena iman tidak saja mendorong bahkan menghasilkan ilmu, tetapi juga
membimbing ilmu dalam bentuk pertimbangan moral dan etis dalam penggunaannya.
Untuk kepentingan analisis, tanda-tanda Tuhan dapat kita bedakan menjadi tiga,
yaitu jagad raya, manusia, dan wahyu. Dari ketiga objek ini, kita akan melihat
ilmu yang berbeda-beda tetapi tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan
yang lainnya. Manusia yang hendak menyingkap rahasia Allah melalui tanda-Nya
berupa jagad raya, menggunakan perangkat berupa ilmu-ilmu fisik. Ketika manusia
berusaha menyingkap rahasia Allah melalui tanda-Nya berupa wahyu, muncul
ilmu-ilmu keagamaan. Manusia yang hendak menyingkap rahasia Allah melalui
tanda-Nya berupa manusia, akan memunculkan berbagai ilmu. Dari segi fisik,
pendalaman terhadap struktur tubuh manusia melahirkan ilmu biologi dan
kedokteran. Sedangkan aspek psikis manusia memunculkan ilmu psikologi. Paradigma
ini sekaligus merupakan jawaban terhadap dikotomi ilmu agama dan ilmu nonagama.
Pada dasarnya, ilmu agama dan ilmu nonagama hanya dapat dibedakan untuk
kepentingan analisis, bukan untuk dipisahkan apalagi dipertentangkan.
Hanya saja, tidak semua manusia
dapat membaca tanda-tanda atau alamat yang sudah diberikan Tuhan. Nurcholis
Madjid (1998:25) menjelaskan bahwa manusia yang akan mampu menangkap berbagai
pertanda Tuhan dalam alam raya ialah:
1.
Mereka yang berpikiran mendalam (uluL al albab)
2.
Mereka yang memiliki kesadaran tujuan dan makna hidup
abadi;
3.
Mereka yang menyadari penciptaan alam raya sebagai
manifestasi wujud trasendental; dan
4.
Mereka yang berpandangan positif dan optimis terhadap
alam raya, menyadari bahwa kebahagiaan dapat hilang karena pandangan
negatif-pesimis terhadap alam.
C. Ilmu Eksakta
ditangan Umat Islam
Semangat ilmiah para ilmuwan muslim
mengalir dari kesadaran mereka akan tauhid. Dalam beberapa literatur dijelaskan
mengenai sumbangan umat islam terhadap ilmu ilmu eksakta, diantaranya terhadap
matematika, astronomi, kimia dan optik.
1.
Matematika
Tokoh islam yang paling mahsyur
dalam bidang matematika adalah Al-Khawarizmi. Dialah yang pertama menulis buku
ilmu hitung dan aljabar. Umar al-Khayam dan al-Thusi adalah ulama yang terkenal
dalam bidang ilmu matematika. Angka nol adalah ciptaan umat islam. Pada tahun
873 M, angka nol telah dipakai di Dunia Islam. Jasa atau fungsi umat Islam
terhadap peradaban Dunia adalah ditemukannya angka arab dan nol yang dengan
angka tersebut matematika menjadi efektif dan begitu cepat berkembang.
2.
Astronomi
Diantara umat islam yang terkenal
ilmunya dalam bidang astronomi adalah Umar al-Khayam dan al-Farazi. Mereka
menulis buku-buku tentang astronomi yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa
latin untuk kemudian diajarkan di Eropa. Kemajuan astronomi di Dunia Islam
ditandai dengan didirikannya observatorium di berbagai kota seperti di Baghdad,
Kairo, Damaskus, Seville, dan Andalusia.
3.
Kimia
Ulama muslim yang terkenal dalam
bidang kimia adalah Jabir Bin Hayyan dan Zakaria Al Razi. Pada zaman kejayaan
islam, kimia dikembangkan atas dasar percobaan atau eksperimen.
Eksperimen-eksperimen dilakukan oleh umat islam untuk mencari substansi yang
misterius. Meskipun tidak membawa hasil, eksperimen-eksperimen tersebut telah
mendorong perkembangan ilmu kimia.
4.
OPTIK
Ulama yang terkenal dalam bidang
optik adalah Ibnu Haitsam. Ia berhasil menentang teori penglihatan yang
dikemukakan oleh Euklid dan Ptolomeus. Menurut Euklid dan Ptolomeus, benda dapat
dilihat karena mata mengirim cahaya ke benda. Melalui cahaya itulah, mata dapat
melihat benda. Sedangkan Ibnu Haitsam berpendapat sebaliknya. Menurutnya, benda
dapat dilihat karena benda mengirim cahaya ke mata. Berdasarkan ilmu
pengetahuan modern, teori Ibnu Haitsamlah yang ternyata dipandang benar.
Demikianlah sumbangan islam terhadap kehidupan manusia yang dibuktikan lewat pengembangan
ilmu pengetahuan.
D. Sains Dunia Islam Masa Kini
Melihat bukti dalam sejarah,
ternyata umat islam zaman pertengahan berjasa dalam pengembangan sains. Sains
di Dunia Islam sekarang ini sangat menyedihkan. Nurcholis Madjid (1998: 9)
menyatakan bahwa sekarang ini, Dunia Islam merupakan kawasan bumi yang paling
terbelakang diantara penganut-penganut agama besar. Negara-negara Islam jauh
tertinggal oleh negara-negara yang menganut agama lain. Umat Islam sangat
terbelakang dalam bidang sains. Diantara semua penganut agama besar di muka
bumi ini, para pemeluk Islam adalah yang paling rendah dan paling lemah dalam
pengembangan sains dan teknologi. Keadaan yang memprihatinkan itu terjadi
karena umat Islam tidak mampu menangkap ajarannya yang lebih dinamis dan
sekaligus lebih otentik. Tugas kita sekarang adalah menangkap kembali ajaran
Islam yang otentik dan dinamis sehingga mendorong akselerasi kebangkitan
penguasaan ilmu-ilmu eksakta sehingga umat Islam terhindar dari kemunduran.
A.
Kesimpulan
Dengan demikian, sumbangan atau
peran Islam dalam kehidupan manusia adalah terbentuknya suatu komunitas yang
berkecenderungan progresif, yaitu suatu komunitas yang dapat mengendalikan,
memelihara dan mengembangkan kehidupan melalui pengembangan ilmu dan sains.
Penguasaan dan pengembangan sains bukan saja termasuk alam saleh, melainkan
juga bagian dari komitmen keimanan kepada Allah SWT. ajaran tauhid melarang
manusia untuk tunduk pada alam tapi sebaliknya justru menguasai alam dan
memanfaatkannya untuk kepentingan manusia yang pada gilirannya memaksa manusia
untuk menguasai hukum alam, yang darinya bersumber ilmu pengetahuan dan teknologi.
Semangat ilmiah para ilmuwan muslim mengalir dari kesadaran mereka akan tauhid.
Dalam beberapa literatur dijelaskan mengenai sumbangan umat islam terhadap ilmu
ilmu eksakta, diantaranya terhadap matematika, astronomi, kimia dan optik.
B.
Saran
Umat Islam seharusnya lebih memahami
konsep tauhid, karena dengan konsep tauhid saja bisa membuat umat Islam menjadi
umat yang maju. Sayang yang terjadi saat ini didunia Islam adalah kebodohan,
dan kemiskinan yang tiada henti-henti.
0 comments:
Post a Comment